BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan yang mempengaruhi
posisi bersaing jangka panjang perusahaan secara eksplisit harus
mempertimbangkan elemen stratejik dari keputusan. Elemen stratejik yang paling
penting bagi perusahaan adalah pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan. Manajemen
biaya daur hidup adalah pendekatan yang berhubungan yang membangun kerangka
konseptual yang mempermudah kemampuan manajemen untuk memanfaatkan hubungan
internal dan eksternal.
Manufaktur Just in time (JIT) merupakan
contoh dari pendekatan stratejik yang merubah sifat dari sistem informasi
akuntansi biaya. Pendekatan JIT digunakan untuk mengilustrasikan konsep rantai
nilai. Namun, dengan kedalaman penerapannya dan dampaknya pada akuntansi biaya,
JIT sendiri merupakan topik yang bermanfaat untuk dipelajari. Berdasarkan latar
belakang diatas, kelompok kami akan membahas topik tentang “Manajemen
Strategik, Manajemen Biaya Daur Hidup dan JIT” .
B.
Rumusan
Masalah
1)
Apakah manajemen biaya strategik dan
bagaimana manajemen biaya strategik tersebut dapat digunakan untuk membantu
perusahaan mencipatakan keunggulan bersaing?
2)
Apa yang dimaksud manajemen hidup dan
bagaimana manajemen biaya daur hidup tersebut dapat digunakan untuk
memaksimalkan laba selama daur hidup produk?
3)
Apakah karakteristik dasar dari
pembelian dan pabrikasi JIT?
4)
Apakah dampak JIT pada kemampuan-telusur
biaya dan perhitungan harga pokok
produk?
C. Tujuan
1)
Menjelaskan apakah manajemen biaya
strategik dan bagaimana manajemen biaya strategik tersebut dapat digunakan
untuk membantu perusahaan mencipatakan keunggulan bersaing
2)
Menjelaskan apa yang dimaksud manejemen
hidup dan bagaimana manejemen biaya daur hidup tersebut dapat digunakan untuk
memaksimalkan laba selama daur hidup produk.
3)
Menerangkan karakteristik dasar dari
pembelian dan pabrikasi JIT.
4)
Menerangkan dampak JIT pada
kemampuan-telusur biaya dan perhitungan harga pokok produk.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Manajemen
Biaya Strategik
Penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan
mengidentifikasi strategi yang unggul yang akan menghasilkan keunggulan
bersaing yang berkelanjutan. Karenanya pengambilan
keputusan strategik melibatkan pemilihan di antara alternative strategi
dengan sasaran pemilihan strategi, atau strategi-strategi yang memberikan
perusahaan keyakinan yang memadai mengenai pertumbuhan dan kelangsungan jangka
panjang. Kunci untuk mencapai sasaran ini adalah untuk memenangkan keunggulan
bersaing.
Menciptakan
dan Mempertahankan Keunggulan Bersaing
Keunggulan
bersaing adalah menciptakan nilai pelanggan yang lebih baik
dengan biaya yang sama atau lebih rendah dibandingkan pesaing atau menciptakan
nilai yang setara dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing.
Nilai
pelanggan adalah perbedaan antara apa yang diterima pelanggan
(realisasi pelanggan) dan apa yang pelanggan berikan (pengorbanan pelanggan).
Apa yang pelanggan terima lebih daripada sekedar tingkatan dasar kinerja yang
diberikan produk. Apa yang diterima dinamakan total produk.
Total
produk adalah rentang yang lengkap dari manfaat berwujud
dan tidak berwujud yang diterima pelanggan dari produk yang dibeli. Karenanya,
realisasi pelanggan mencakup karakteristik dasar dan spesial dari produk,
pelayanan, mutu, instruksi pengguna, reputasi, merek, dan factor-faktor lain
yang dianggap penting bagi pelanggan. Pengorbanan mencakup biaya pembelian
produk, waktu dan usaha yang dicurahkan untuk memperoleh dan mempelajari
penggunaan produk tersebut, dan biaya
purna jual yaitu biaya penggunaan, mempertahankan dan membuang produk
tersebut.
Ada dua strategi umum yang mampu memberikan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan, yaitu
(1) Strategi
biaya rendah, dan
(2) Strategi
diferensiasi
Tujuan dari
strategi biaya rendah adalah untuk memberikan nilai yang sama atau lebih bik
kepada pelanggan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing. Pada
dasarnya. Jika nilai pelanggan didefinisikan sebagai perbedaan antara realisasi
dan pengorbanan, strategi biaya rendah meningkatkan nilai pelanggan dengan
meminimalisasi pengorbanan pelanggan.
Strategi
diferensiasi, di sisi lain, berusaha keras untuk meningkatkan nilai pelanggan
dengan meningkatkan apa yang diterima pelanggan (realisasi pelanggan).
Keunggulan bersaing diciptakan dengan memberikan sesuatu kepada pelanggan yang
tidak diberikan oleh para pesaing. Karenanya karakteristik produk harus
diciptakan yang membuat produk tersebut berbeda dari para pesaingnya. Perbedaan
ini dapat terjadi dengan menyesuaikan produk sehingga berbeda dari norma atau
dengan mempromosikan beberapa atribut berwujud atau tidak berwujud dari produk.
Kerangka, Hubungan, dan Kegiatan
Rantai Nilai
Mengikuti
strategi diferensiasi dan kepemimpinan biaya mengharuskan manajer untuk
memahami kegiatan yang memberikan kontribusi pada pencapaian mereka.
Keberhasilan mengikuti strategi ini mengharuskan suatu pemahaman mengenai rantai nilai indutri. Rantai nilai indutri adalah suatu
rangkaian keterkaitan dari kegiatan pencipta nilai dari bahan baku hingga
pembuangan produk jadi oleh pelanggan pengguna akhir. Peraga 9-1
mengilustrasikan kemungkinan rantai nilai indutri untuk indutri minyak bumi.
Perusahaan tertentu yang beroperasikan dalam industri minyak mungkin tidak dan
cenderung tidak akan menjangkau seluruh rantai nilai. Peraga tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan yang berbeda berpartisipasi dalam bagian yang
berbeda dari rantai nilai. Kebanyakan perusahaan minyak besar seperti Exxon,
Philips, dan Mobil terlihat dalam rantai nilai eksplorasi hingga ke pompa
bensin (seperi perusahaan A dalam peraga 9-1). Namun bahkan perusahaan minyak
raksasa ini membeli minyak dari produsen lainnya dan juga pemasok bahan bakar
ke kios pompa bensin yang dimiliki oleh perusahaan lainnya. Lebih lanjut,
terdapat banyak perusahaan minyak terikat secara eksklusif dalam segmenyang
lebih kecil misalnya eksplorasi dan produksi atau penyulingan dan distribusi
(seperti perusahaan B dan C). Mengabaikan hal ini, untuk menciptakan dan
mempertahankan keunggulan bersaing, suatu perusahaan harus memahami seluruh rantai
nilai dan tidak hanya bagian di mana mereka beroperasi.
Peraga 9-1
Nilai Rantai untuk Industri Perminyakan
Eksplorasi Minyak Perusahaan B
Produksi Minyak
Distribusi Minyak
Perusahaan A
Pengilangan Minyak Perusahaan C
Distribusi Gas
Pompa Bensin
Pengguna
Akhir
Pembuangan Produk
Karenanya,
membagi rantai nilai menjadi kegiatan yang relevan secara setrategik merupaka
dasar keberhasilan penerapan setrategi diferensiasi dan kepemimpinan biaya.
Kerangka rantai nilai adalah suatu pendekatan pendorong untuk memahami kegiatan
perusahaan yang penting secara setrategi. Dasar-dasar kerangka rantai adalah
pengakuan adanya hubungan yang kompleks dan saling keterkaitan di antara
kegiatan baik di dalam maupun diluar perusahaan. Ada dua jenis hubungan yang
harus dianalisis dan dipahami hubungan internal
dan hubungan eksternal. Hubungan
internal adalah hubungan di antara kegiatan yang dilakukan dalam bagian
rantai nilai perusahaan. Sebaliknya, hubungan
eksternal menjelaskan hubungan kegiatan rantai nilai perusahaan yang
dilakukan dengan pemasok dan pelanggannya. Karenanya, hubungan eksternal
terdiri dari ada dua jenis hubungan pemasok dan hubungan pelanggan.
Untuk
memanfaatkan hubungan internal dan eksternal , kita harus mengidentifikasi
kegiatan perusahaan dan memilih kegiatan mana yang dapat digunakan untuk
menghasilkan atau mempertahankan keunggulan bersaing. Proses pemilihan ini
memerlukan pengetahuan mengenai biaya dan nilai tiap kegiatan. Untuk analisis strategik,
kegiatan diklasifikasikan sebagai kegiatan organisasi dan kegiatan operasional,
dan biaya dari kegiatan ini ditentukan oleh pendorong biaya organisasi dan
operasional.
Kegiatan dan pendorong organisasi
Kegiatan
organisasi adalah kegiatan yang membentuk struktur organisasi
dan proses bisnis. Contoh mencakup membangun pabrik, mendesain tata letak
pabrik, memilih dan menggunakan struktur manajemen (strukturisasi manajemen,
memilih dan menggunakan teknologi proses, integrasi secara vertical dan
pengelompokkan karyawan (departemen, fungsi, tim, dsb), memberikan mutu, dan
menggunakan karyawan. Pendorong biaya
organisasi adalah faktor struktural dan prosedural yang menetukan struktur
biaya jangka panjang dari suatu perusahaan. Karenanya, pendorong biaya
organisasi memegang peranan penting pada strategi pengurangan biaya manapun.
Contoh pendorong biaya organisasi termasuk jumlah pabrik yang beroperasi,
skala, derajat sentralisasi, jenis tata letak pabrik dan efisiensinya, gaya
manajemen, jenis teknologi proses, derajat integrasi vertical, jenis dan jumlah
unit kerja, mutu pendekatan, manajemen dan tingkat keterlibatkan karyawan. Juga
dimungkinkan (mungkin umum) bahwa suatu kegiatan organisasi tertentu dapat
didorong oleh lebih dari satu pendorong.
Kegiatan
organisasi ada dua jenis yaitu struktural dan prosedural (atau pelaksanaan). Kegiatan struktural adalah kegiatan
yang menentukan struktur ekonomi perusahaan yang mendasari. Kegiatan prosedural (pelaksanaan) adalah kegiatan yang mendefinisikan proses
suatu organisasi dan secara langsung berhubungan dengan kemampuan suatu
organisasi untuk melaksanakan dengan berhasil. Pendorong biaya-biaya organisasi
dijelaskan dalam dua kategori, berhubungan dengan dua jenis kegiatan
organisasi: pendorong biaya struktural dan pendorong biaya prosedural atau
pelaksanaan. Kemungkinan kegiatan struktural dan prosedural dan pendorongnya
yang tertera pada kategori di Peraga 9-2. Misalnya, penggolongan karyawan dan
penggunaan karyawan. Bagaimana karyawan diorganisasikan dan berapa banyak yang
karyawan yang digunakan untuk mempengaruhi struktur biaya jangka panjang suatu
organisasi. Lebih lanjut kemampuan untuk melakukan dengan berhasil tergantung
pada bagaimana karyawan digunakan. Biaya penggunaan karyawan meningkat seiring
penurunan derajat keterlibatan karyawan. Keterlibatan karyawan atau pekerja
mengacu pada budaya derajat partisipasi dan komitmen terhadap tujuan perbaikan
berkesinambungan.
Peraga 9-2
Kegiatan dan Penggerak Organisasi Kegiatan struktural Pendorong biaya struktural
Kegiatan
Struktural Pendorong
biaya struktural
Membangun Pabrik Jumlah
pabrik, skala, tingkat sentralisasi
Menyusun struktur
manajemen Gaya
dan filosofi manajemen
Pengelompokkan karyawan Jumlah dan jenis untit kerja
Kompleksitas Jumlah
lini produk, jumlah proses yang unik, jumlah bagian yang unik
Integrasi vertikal Membeli
daya, menjual daya
Menyeleksi dan menggunakan Jenis proses teknologi
teknologi proses
Kegiatan
Struktural Pendorong
biaya struktural
Menggunakan karyawan Tingkat
keterlibatan
Memberikan mutu Pendekatan
manajemen mutu
Menyediakan tata letak pabrik Efisiensi tata letak pabrik
Merancang dan memproduksi produk Konfigurasi produk
Menyediakan kapasitas Utilitas kapasitas
Kegiatan
dan pendorong operasional
Kegiatan operasionl adalah kegiatan hari ke hari yang dilakukan
sebagai hasil dari struktur dan proses yang dipilih oleh organisasi. Contoh
mencakup penerimaan dan pemeriksaan suku cadang, perpindahan bahan, pengapalan
produk, pengujian produk baru, layanan produk, dan mengatur alat. Pendorong biaya operasional (pendorong
kegiatan) adalah faktor-faktor yang
mendorong biaya operasional kegitan. Pendorong ini mencakup factor-faktor
seperti jumlah suku cadang, jumlah perpindahan, jumlah produk, jumlah pesanan
pelanggan, dan jumlah produk yang dikembalikan. Seperti yang seharusnya,
kegiatan dan pendorong operasional merupakan fokus dari perhitungan biaya
berdasarkan kegiatan-kegiatan operasional yang dimungkinkan dan pendorongnya
tertera pada Peraga 9-3.
Peraga
9-3 Kegiatan dan
Penggerak Operasi
Kegiatan
Tingkat Unit Penggerak
Tingkat Unit
Bagian penggilingan Jam
mesin-penggilingan
Bagian perakitan Jam
tenaga kerja perakitan
Pengeboran lubang Jam
mesin pengeboran
Penggunaan bahan baku Pon bahan baku
Penggunan
daya Jumlah
jam kilowatt
Kegiatan
Tingkat Batch Penggerak
Tingkat Batch
Peralatan pemasangan Jumlah
penyetelan
Menggerakkan batch Jumlah
perpindahan
Pemeriksaan Batch Jam
pemeriksaan
Pengerjaan ulang produk Jumlah
unit yang rusak
Kegiatan
Tingkat Produk Penggerak
Tingkat Produk
Mendesain produk Jumlah pesanan
perubahan
Melakukan percepatan Jumlah
pesanan yang terlambat
Menyusun agenda Jumlah
produk yang berbeda
Pengujian produk Jumlah prosedur
Peraga
9-4
Hubungan Kegiatan Organisasi dan
Operasional
Kegiatan Organisasi
(pemilihan dan penggunaan teknologi
proses)
Pendorong Biaya Struktural Pendorong
Organisasi
(JIT. Jenis teknologi proses) (Jumlah
Perpindahan)
Kegiatan
Operasional
(Perpindahan bahan)
Kegiatan struktural dan prosedural menunjukkan
jumlah dan sifat kegiatan hari ke hari yang dilakukan dalam organisasi.
Misalnya, jika suatu organisasi memutuskan untuk memproduksi lebih dari satu
produk pada suatu fasilitas, maka pilihan structural ini menghasilkan kebutuhan
akan penjadwalan, suatu kegiatan tingkat produk. Hal yang sama, menyediakan
suatu tata letak pabrik menunjukkan sifat dan sejauh mana kegiatan pengelolaan
bahan (biasanya kegiatan tingkat-batch). Lebih lanjut, meskipun kegiatan
organisasi menentukan kegiatan operasional, analisis dari kegiatan dan
pendorong operasional dapat digunakan untuk menyarankan pilihan strategic dari
kegiatan dan pendorong organisasi. Misalnya, dengan mengetahui bahwa jumlah
perpindahan merupakan ukuran konsumsi kegiatan penanganan bahan oleh produk
individual dapat memberikan kesan bahwa pengurangan sumber daya dapat dikurangi
jika tata letak pabrik di desain ulang untuk mengurangi jumlah perpindahan yang
diperlukan. Kegiatan organisasi dan operasional dan pendorong yang berhubungan
dengannya sangat berhubungan erat Peraga 9-4 mengilustrasikan sifat sirkular
dari hubungan ini.
Analisis
Rantai Nilai
Analisis
rantai nilai mengidentifikasikan hubungan internal
dan eksternal yang dihasilkan dalam pencapaian perusahaan baik kepemimpinan
biaya atau strategi diferensiasi (manapun yang ditentukan akan membentuk
keunggulan bersaing yang dapat bertahan). Pemanfaatan hubungan tergantung pada
analisis bagaimana biaya dan factor non keuangan lainnya dapat bervariasi
sesuai berbagai kelompok kegiatan yang berbeda yang dipertimbangkan. Misalnya,
organisasi merubah struktur dan prosesnya sesuai kebutuhan untuk memenuhi
tantangan dan mengambil keuntungan darin peluang baru.
Hal ini mencakup
pendekatan baru pada diferensiasi. Sebagai tambahan, mengelola pendorong biaya
organisasi dan operasional untuk menciptakan keluaran pengurangan biaya jangka
panjang merupakan masukan penting dalam analisis rantai nilai jika kepemimpinan
biaya ditekankan. Tujuannya, tentu saja, untuk mengendalikan pendorong biaya
lebih baik dibandingkan yang dapat dilakukan para pesaing (karenanya
menciptakan keunggulan bersaing).
Pemanfaatan
Hubungan Internal
Manajemen biaya stratejik yang baik mengharuskan
pertimbangan bagian hubungan internal dari rantai nilai dimana perusahaan
berpartisipasi (disebut rantai nilai internal). Peraga dibawah ini mengkaji
kegiatan rantai nilai-niali internal untuk suatu organisasi. Kegiatan sebelum
dan sesudah produksi harus diidentifikasi dan hubungannya harus dikenali dan
dimanfaatkan. Memanfaatkan hubungan internal berarti bahwa hubungan antara
kegiatan dinilai dan digunakan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan nilai.
Misalnya, desain produk dan pengembangan kegiatan terjadi sebelum produksi dan
terkait dengan kegiatan produksi. Cara produk tersebut didesain mempengaruhi
biaya produksi. Bagaimana biaya produksi terpengaruh membutuhkan pengetahuan
mengenai pendorong biaya. Karenanya, dengan mengetahui pendorong biaya kegiatan
adalah penting untuk memahami dan memanfaatkan hubungan. Jika insinyur desain
mengetahui bahwa jumlah suku cadang merupakan pendorong biaya untuk berbagai
kegiatan produksi (penggunaan bahan, penggunaan tenaga kerja langsung,
penanganan bahan dan pembelian merupakan contoh dari kegiatan dimana biaya
dapat dipengaruhi oleh jumlah suku cadang), kemudian mendesain ulang produk
sehingga produk tersebut memiliki lebih sedikit suku cadang akan mengurangi
biaya produksi. Pengetahuan mengenai hubungan internal tertentu ini digunakan
oleh pengusaha Jepang untuk menurunkan jumlah suku cadang pada VCR sebesar 50%.
Pengurangan ini, terjadi antara tahun 1977 dan 1984, memungkinkan mereka unuk
mengurangi harga VCR dari $1.300 menjadi $298.
Kegiatan
desaen juga terkait dengan kegiatan jasa dalam rantai nilai perusahaan. Dengan
memproduksi produk dengan suku cadang yang lebih sedikit, terdapat lebih
sedikit kemungkinan kesalahan pada produk, dan karenanya, lebih sedikit biaya
yang berhubungan dengan kesepakatan garansi (layanan pelanggan yang penting).
Lebih lanjut, biaya mereparasi produk dengan garansi seharusnya juga menurun
karena lebih sedikit suku cadang biasanya berarti prosedur perbaikan yang lebih
sederhana.
Peraga
9-5 Kegiatan Rantai
Nilai Dalam Perusahaan
Disain
Pelayanan Pengembangan
Pendistribusian Distribusi
Pemasaran
Analisis
Hubungan Internal : Contoh Numerik.
Untuk
memberikan dasar yang lebih kokoh mengenai konsep hubungan internal, mari
pikirkan contoh numerik khusus. Asumsikan bahwa perusahaan memproduksi beragam
produk medis berteknologi tinggi. Satu dari produk tersebut memiliki 20 suku
cadang. Insinyur desain telah diberi tahu bahwa jumlah suku cadang merupakan
pendorong kegiatan yang penting (pendorong biaya operasional) dan bahwa
mengurangi jumlah suku cadang akan mengurangi permintaan untuk berbagai
kegiatan di bawahnya dalam rantai nilai. Berdasarkan masukan ini, insinyur
desain menghasilkan konfigurasi baru untuk produk tersebut yang hanya
membutuhkan delapan suku cadang. Manajemen ini mengetahui pengurangan biaya
yang dihasilkan oleh desain baru. Mereka berencana mengurangi harga per unit
dengan penghematan per-unit. Saat ini, 10.000 unit produk diproduksi. Pengaruh
desain baru pada permintaan akan empat kegiatan diberikan di bawah. Kapasitas
kegiatan, permintaan kegiatan sekarang (berdasarkan konfigurasi 20-bagian) dan
permintaan kegiatan yang diharapkan (berdasarkan konfigurasi delapan-bagian) disajikan.
Kegiatan Pendorong Kapasitas Permintaan Permintaan
Kegiatan
Sekarang yang diharapkan
Penggunaan bahan baku Jumlah bagian 200.000
200.000 80.000
Penggunaan tenaga kerja Jam tenaga kerja 10.000
10.000 5.000
langsung
Pembelian Jumlah pesanan
15.000 12.500 6.500
Perbaikan dengan garansi Jumlah produk 1.000 1.000 500
yang
rusak
Sebagai tambahan, data biaya berikut disediakan:
Penggunaan bahan
: $3
per suku cadang yang digunakan; tidak ada biaya tetap kegiatan.
Penggunaan
tenaga kerja : $12 per jam tenaga kerja langsung; tidak
ada biaya tetap kegiatan.
Pembelian :
tiga
pegawai dengan gaji, masing-masing memperoleh gaji tahunan $30.000; tiap pegawai mampu
memproses 5.000 pesanan pembelian; biaya variabel kegiatan: $0,50 per pesanan
pembelian yang diproses untuk formulir, prangko, dll.
Garansi :
dua
agen reparasi, masing-masing digaji $28.000 per tahun; tiap agen reparasi mampu
memperbaiki 500 unit per tahun; biaya variabel kegiatan : $20 per produk yang
diperbaiki.
Dengan
menggunakan informasi pada tabel dan data biaya, potensi penghematan yang
dihasilkan oleh desain baru disajikan pada Peraga 9-6. Perilaku biaya dari
kegiatan individu adalah penting untuk menilai dampak desain baru. Untuk
mengetahui biaya strategi desain yang berbeda dimungkinkan dengan menilai
hubungan kegiatan dan pengaruh perubahan pada permintaan akan kegiatan.
Perhatikan peranan kunci yang dimainkan model penggunaan sumber daya dalam analisis ini. Kegiatan pembelian saat
ini memasok 15.000 unit kapasitas kegiatan, mengakui sisinya dalam anak tangga
yang terdiri dari 5.000 unit. (Kapasitas diukur dalam jumlah pesanan pembelian -
lihat Peraga 9-7 ini untuk illustrasi grafik dari perilaku biaya anak tangga
kegiatan). Kegiatan yang tidak digunakan untuk konfigurasi produk sekarang
adalah 2.500 untit (5.000-12.500). rekonfigurasi produk mengurangi permintaan
dari 12.500 pesanan menjadi 6.500 pesanan. Hal ini meningkatkan kapasitas kegiatan
yang tidak digunakan menjadi 8.500 unit (15.000-6.500). pada titik ini,
manajemen memiliki kemampuan untuk mengurangi pengeluaran sumber daya pada
sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan. Karena kapasitas kegiatan
diperoleh dalam kelompok yang terdiri dari 5.000 unit, pengeluaran sumber daya
dapat dikurangi sebesar $30.000 (harga satu pegawai pembelian). Lebih lanjut,
karena permintaan menurun pengeluaran sumber daya yang diperoleh saat
dibutuhkan juga berkurang sebesar komponen variabel ($0,50 X 6.000). Analisis
serupa diterapkan pada kegiatan garansi. Model perhitungan biaya berdasarkan
kegiatan dan pengetahuan perilaku biaya kegiatan merupakan komponen yang
berguna dan integral dari mana-manajemen biaya stratejik.
Peraga 9-6 Penurunan Biaya dari Pemanfaatan
Hubungan Internal
Penggunaan bahan
baku $360.000
Penggunaan
tenaga kerja 60.000
Pembelian 33.000
Perbaikan dengan garansi 34.000
Jumlah $487.000
Unit 10.000
Penghematan unit $48,70
a.
(20.000-80.000)$3
b.
(10.000-5.000)$12
c.
($30.000+$0,50 (12.500-6.500))
d.
($28.000+$20(800-500))
Peraga
9-7
Perilaku Anak Tangga :
Kegiatan Pembelian
Biaya
$90.000
60.000
30.000
5 6,5 10 12,5 15 20
Jumlah Order dibulatkan ke
$186.000
Catatan : Angak
yang tebal mewakili permintaan sebelum dan sesudah produk dikonfigurasikan
kembali (12,5 sebelum dan 6,5 setelah)
Dalam contoh,
secara implisit diasumsikan bahwa pengeluaran sumber daya pada kegiatan desain
rekayasa tetap tidak akan berubah. Karenanya, tidak ada biaya untuk
memanfaatkan hubungan tersebut. Namun, misalkan suatu kenaikan pada pengeluaran
sumber daya $50.000 yang diperlukan untuk memanfaatkan hubungan di antara untuk
menghemat $487.000 tentu saja baik. pengeluaran pada satu kegiatan untuk
menghemat biaya dari kegiatan lainnya adalah prinsip dasar dari analisis biaya
stratejik.
Memanfaatkan
Hubungan Eksternal
Meskipun tiap perusahaan memiliki rantai nilainya
sendiri, seperti yang ditunjukkan pada peraga 9-1, tiap perusahaan juga
merupakan bagian dari rantai nilai yang lebih lua –rantai nilai industri.
System rantai nilai juga mencakup kegiatan rantai-nilai yang dilakukan oleh
pemasok dan pembeli. Perusahaan tidak mengabaikan interaksi antara kegiatan
rantai-nilainya dengan rantai nilai dari pemasok dan pembelinya. Hubungan
dengan kegiatan eksternal pada perusahaan dapat pula dimanfaatkan. Memanfaatkan
hubungan eksternal berarti mengelola hubungan ini sehingga baik perusahaan
maupun pihak eksternal menerima peningkatan fasilitas.
Pemasok memberikan masukan dan sebagai kosekunsinya,
dapat memiliki pengaruh yang besar pada kepemimpinan biaya dan strategi
diferensiasi pengguna. Misalnya asumsikan perusahaan mengadosi pendekatan gugus kendali mutu untuk melakukan
diferensiasi dan mengurangi biaya mutu secara keseluruhan. Gugus kendali mutu merupakan pendekatan untuk mengelola mutu yang
mengharuskan produksi produk tanpa-cacat. Mengurangi cacat, pada
gilirannya, mengurangi total biaya yang dikeluarkan pada kegiatan mutu. Namun,
untuk mencapai situasi tanpa-cacat, perusahaan sangat tergantung pada kemampuan
pemasok untuk menyiapkan suku cadang tanpa-cacat. Sekali hubungan ini di
mengerti, maka perusahaan dapat bekerja sama dengan pemasoknya sehingga produk
yang di belimemenuhi kebutuhannya. Allied signal memahami hubungan ini dan
bergabung dengan “kemitraan” standar antara pembeli dan pemasok yang mencakup
potongan harga awal yang tinggi pada suku cadang yang dibeli, komitmen dari
pemasok untuk menurunkan harga sebesar 6 persen pertahun, dan berjanji untuk
mengurangi cacat. Allied Signal menandatangani kesepakatan pembelian jangka
panjang dengan Baja Oriente di Ensenada, Meksiko, untuk menyediakan cetakan
aluminium untuk pabrik komponen truk Allied Signal dekat Mexicali.Hal yang
penting, kemitraan ini memupuk rasa percaya dan perlakuan etik. Tidak lama
setelah Baja menandatangani kontrak jangka panjang dengan Allied Signal, harga
aluminium tanpa tak terduga membumbung tinggi hamper mendekati 50 persen.
Kenaikan harga bahan baku ini digabungkan dengan harga tetap untuk barang jadi
dapat menghancurkan perusahaan kecil Mexico ini.hal ini tidak terjadi karena
Allied Signal bekerja sama dengan Baja untuk meningkatkan pesanan dari $500.000
hingga $6 juta untuk mengurangi biaya tetap per-unit dan mengurangi
perpindahan.
Hal
yang sama, pelanggan dapat memiliki pengaruh penting pada biaya dan posisi
diferensiasi perusahaan. Misalnya, menjual produk mutu tingkat menengah pada
penyalur dengan harga rendah untuk produk khusus, harga rendah karena kapasitas
yang tidak digunakan dapat mengancam saluran distribusi utama produk tersebut.
Hal ini benar bahkan jika penyalur tersebut memasang label pribadi pada produk.
Karena menjual produk tersebut pada penyalur biasa, tingkat menengah.
Analisis
Hubungan Eksternal : contoh numerik
Suatu contoh mungkin dapat membantu
mengilustrasikan pentingnya hubungan
eksternal. Misalkan Perusahaan Thompson memproduksi suku cadang presisi untuk
11 pembeli utama. Sistem biaya berdasar kegiatan digunakan untuk membebankan biaya
produksi pada produk. Perusahaan mengenakan harga tiap pesanan pelanggan dengan
menambahkan biaya pemenuhan-pesanan pada biaya produksi dan kemudian
menambahkan 20% kenaikan harga (untuk menutupi segala biaya administrasi
ditambah laba). Biaya pemenuhan-pesanan sejumlah $606.000dan sekarang
dibebankan sebanding dengan volume penjualan (diukur dari jumlah suku cadang
yang terjual). Dari 11 pelanggan, 1 rekening untuk 50% penjualan, dan 10 sisanya
untuk sisa penjualan. Sepuluh pelanggan
yang lebih kecil membeli suku cadang dalam jumlah kira-kira sama. Pesanan yang
dilakukan oleh pelanggan yang lebih kecil juga kira-kira berukuran sama. Data
berkaitan dengan kegiatan pelanggan Thompson diberikan pada halaman berikut
Pelanggan Besar Sepuluh Pelanggan Terkecil
Unit
yang dibeli 500.000 500.000
Pesanan
yang diterima 2 200
Biaya
produksi $3.000.000.000 $300.000
Alokasi
biaya pemenuhan pesanan* $303.000 $303.000
Biaya
pesanan per unit $0,606 $0,606
*kapasitas
pemenuhan-pesanan dibeli dalam blok isi 45
Sekarang anggap bahwa pelanggan ini mengeluhkan
harga yang dikenakan dan mengancam memindahkan bisisnya ke tempat lain.
Pelanggan mengajukan penawaran dari pesaing Thompson yakni $0,50 tiap suku
cadang lebih murah dibandingkan harga yang dikenakan Thompson. Yakni bahwa
system biaya ABC membebankan biaya produksi secara tepat, Thompson menyelidiki
pembebanan biaya pemenuhan-pesanan dan menemukan bahwa jumlah pesanan penjualan
yang diproses merupakan pendorong biaya yang jauh lebih baik dibandingkan
jumlah suku cadang yang dijual. Karenanya, permintaan kegiatan diukur dengan
jumlah pesanan penjualan dan biaya pemesanan seharusnya dibebankan pada
pelanggan dengan menggunakan tarif kegiatan $3.000 per pesanan ($606.000/202
pesanan). Dengan menggunakan tarif ini,pelanggan besar seharusnya dikenakan
$6.000 untuk biaya pemenuhan pesanan. Karenanya, pelanggan yang besar dikenai
biaya tambahan $297.000 tiap tahun, atau sekitar $0,59 per suku cadang
($297.000/500.000 bagian). Sebenarnya, pengenaan tambahan terdiri dari 20%
peningkatan atas biaya, menghasilkan harga $0,71 lebih tinggi (1,2 x $0,59).
Dibantu dengan informasi ini, manajemen Thompson segera menawarkan untuk
menurunkan harga yang dikenakan pada pelanggan besar setidaknya sebesar $0,50.
Karenanya, satu manfaat bagi pelanggan besar adalah
koreksi harga. Hal ini juga menguntungkan Thompson, karena koreksi harga
diperlukan untuk mempertahankan setengah dari bisnisnya sekarang.
Sayangnya,Thompson juga menghadapi tugas yang sulit untuk mengumumkan kenaikan
harga untuk pelanggannya yang lebih kecil. Namun, analisis tersebut seharusnya
lebih mendalam dibandingkan pembebanan biaya akurat dan penentuan harga yang
wajar. Mengidentifikasi pendorong biaya yang tepat (jumlah pesanan yang
diproses) menunjukkan hubungan antara kegiatan pemenuhan pesanan dan perilaku
biaya. Pesanan kecil, sering membebankan pesanan pada Thompson yang kemudian
dipindahkan pada semua pelanggan melalui penggunaan alokasi volume penjualan.
Jumlah pesanan yang menurun akan menurunkan biaya pemenuhan pesanan Thompson.
Mengetahui hal ini Thompson dapat menawarkan rabat harga pada pesanan yang
lebih besar. Misalnya menggadakan ukuran pesanan dari pelanggan kecil akan
memotong jumlah pesanan sebesar 50%, menghemat $280.800 bagi Thompson (92x
40.400) + (100 x $2.000) hampir cukup untuk membuat tidak perlu meningkatkan
harga jual pada pelanggan kecil. Tetapi terdapat kemungkinan hubungan lainnya.
Pesanan yang lebih besar dan jarang juga akan menurunkan permintaan kegiatan
internal lainnya, seperti penyetelan dan penanganan bahan. Pengurangan pada
permintaan kegiatan lain akan menghasilkan pengurangan biaya lebih lanjut dan
tambahan potongan harga, membuat Thompson lebih bersaing. Karenanya,
memanfaatkan hubungan pelanggan dapat membuat penjual dan pelanggan menjadi
lebih baik.
Hubungan
Eksternal dan Wawasan Stratejik Lainnya contoh di atas
menunjukkan bagaimana manajemen hubungan
eksternal dapat menciptakan manfaat penting yang diilustrasikan di atas dimana
perusahaan harus memahami seluruh system nilai dan bukan hanya bagian dari
rantai dimana perusahaan tersebut berpartisipasi. Perusahaan tidak dapat
mengabaikan hubungan dan mengharapkan untuk membangun keunggulan bersaing yanga
dapat bertahan. Perusahaan perlu memahami posisi relatifnya dalam rantai nilai
industry. Penilaian kekuatan dan hubungan ekonomi dari tiap tahap dalam seluruh
system rantai nilai dapat memberikan perusahaan sejumlah wawasan stratejik
penting. Misalnya, mengetahui pendapatan dan biaya dari tahapan yang berbeda
dapat menunjukkan kebutuhan akan integrasi ke depan atau ke belakang untuk
meningkatkan kinerja ekonomi secara keseluruhan. Atau dapat menunjukkan bahwa
pelepasan atau penyempitan partisipasi pada rantai nilai industry adalah
strategi yang baik. Akhirnya mengetahui kekuatan pemasok dan kekuatan pembeli
dapat memberikan dampak yang berarti pada cara bagaimana hubungan eksternal
dimanfaatkan. Kekuatan pemasok dan pembeli dapat dinilai untuk suatu perusahaan
dengan membandingkan presentase laba yang diperoleh pemasok dan konsumen.
Misalnya, misalkan laba yang diperoleh per gallon bahan bakar oleh produsen dan
pemilik kilang independen adalah $0,15 dan laba yang diperoleh jaringan pompa
bensin yang membeli bahan bakar (tidak dimiliki produsen dan pemilik kilang
independen) $0,05 per gallon. Persentase laba yang diperoleh pada segmen rantai
nilai pada tingkat hilir adalah 25% ($0,05/$0,20) sementara pihak independen 75%
laba. Kekuatan pembeli relatif rendah terhadap pemilik kilang dan produsen.
Sebagai tambahan, jika pengembalian aktiva yang diperoleh melalui segmen pompa
bensin tinggi, hal ini mungkin menunjukkan bahwa integrasi ke depan diinginkan
dan dimungkinkan.
MANAJEMEN
BIAYA DAUR HIDUP
Manajemen
biaya stratejik menekankan pentingnya suatu focus internal dan kebutuhan untuk
mengenali dan memanfaatkan baik hubungan internal maupun eksternal. Manajemen
biaya daur hidup adalah pendekatan yang berhubungan yang membangun kerangka
konseptual yang mempermudah kemampuan manajemen untuk memanfaatkan hubungan
internal dan eksternal. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan manajemen biaya
daur hidup, pertama kita perlu memahami dasar konsep daur hidup produk.
Sudut
Pandang Daur Hidup Produk
Daur hidup produk secara sederhana merupakan waktu
di mana produk ada dari perancangan hingga ditinggalkan. Biasanya daur hidup
produk mengacu pada kelompok produk secara keseluruhan seperti mobil tetapi
daur hidup produk dapat pula mengacu pada bentuk khusus (seperti station wagon)
dan merek atau model khusus (seperti neon). Juga dengan “perancangan” dengan
“pembelian”, kita memperoleh definisi berorientasi pelanggan mengacu pada hidup
dari unit spesifik dari produk. Definisi berorientasi produsen mengacu pada
usia kelas, bentuk atau merek, dimana definisi berorientasi pelanggan mengacu
pada usia unit spesifik produk. Orientasi produsen dan pelanngan dapat
diperhalus dengan melihat pada konsep usia menghasilkan pendapatan dan usia
dapat dikonsumsi. Usia menghasilkan
pendapatan adalah waktu produk menghasilkan pendapatan untuk perusahaan.
Suatu produk memulai usia menghasilkan pendapatannya saat penjualan produk
pertama. Usia dapat dikonsumsi, disisi
lain, adalah panjang waktu dimana suatu produk melayani kebutuhan pelanggan.
Usia menghasilkan pendapatan jelas merupakan yang paling menarik bagi produsen,
sementara usia dapat dikonsumsi merupakan yang paling menarik bagi pelanggan.
Namun, usia dapat dikonsumsi juga menarik bagi produsen karena dapat digunakan
sebagai alat bersaing.
Sudut Pandang Pemasaran Produsen
barang atau jasa memiliki dua sudut pandang menyangkut daur hidup : sudut
pandang pemasaran dan sudut pandang produksi. Sudut pandang pemasaran
menggambarkan pola penjualan umum dari suatu produk saat produk tersebut
melalui tahapan daur hidup yang berbeda. Peraga 9-8 mengilustrasikan sudut
pandang pemasaran mengenai daur hidup produk. Tahapan yang bebeda yang
diidentifikasikan oleh peraga adalah pengenalan, pertumbuhan, mapan dan
penurunan. Tahap pengenalan ditandai
dengan kegiatan pra produksi dan mulai produksi dimana fokusnya adalah
memperoleh kedudukan dalam pasar. Seperti yang ditunjukkan grafik, tidak
terdapat penjualan untuk periode waktu tersebut (periode pra produksi) dan
kemudian pertumbuhan penjual lambat saat produk tersebut diperkenalkan. Tahap
pertumbuhan adalah periode waktu dimana penjualan meningkat dengan laju yang
meningkat. Tahap mapan adalah periode waktu dimana penjualan meningkat dengan
laju menurun. Pada akhirnya kemiringan (dari kurva penjualan) pada tahap mapan
menjadi netral dan kemudian menjadi negative pada tahap penurunan. Jadi Tahap kemapanan adalah ketika produk
kehilangan penerimaan pasar dan penjualan mulai menurun.
Peraga
9-8 pola umum daur hidup produk: sudut
pandang pemasaran
unit
penjualan
Pengenalan pertumbuhan mapan
penurunan
Sudut
Pandang Produksi sudut pandang produksi daur hidup produk
mendefinisikan tahapan daur hidup berdasarkan perubahan dalam jenis kegiatan
yang dilakukan: kegiatan penelitian dan pengembangan, kegiatan produksi, dan
kegiatan logistik. Sudut pandang produksi menekankan biaya daur hidup, di mana
sudut pandang pasar menekankan pada perilaku pendapatan penjualan. Biaya daur hidup adalah semua biaya
yang berhubungan dengan produk untuk seluruh daur hidupnya. Biaya ini mencakup
penelitian (pembuatan konsep), pengembangan (perencanaan, desain, dan
pengujian), produksi (kegiatan konversi), dan pendukung logistic (iklan,
distribusi, garansi,pelayanan pelanggan, perbaikan produk, dan lain-lain). Daur
hidup produksi dan kurva komitmen biaya yang berhubungan diilustrasikan pada
peraga 9-9. Perhatikan bahwa 90% atau lebih biaya yang berhubungan dengan
produk terikat pada tahap pengembangan dari daur hidup produk. Terikat berarti
bahwa sebagian biaya yang akan timbul telah ditentukan sebelumnya-disusun oleh
sifat dari desain produk dan proses yang dibutuhkan untuk memproduksi desain tersebut.
Sudut pandang pelanggan seperti
sudut pandang produksi, tahapan daur hidup konsumsi berhubungan dengan
kegiatan. Kegiatan ini membentuk empat tahap: pembelian, pengoperasian,
pemeliharaan, dan pembuangan. Sudut pandang daur hidup yang dapat di konsumsi
menekankan pada kinerja produk pada harga tertentu. Harga mengacu pada biaya
kepemilikan, yang mencakup elemen berikut: biaya pembelian, biaya operasi,
biaya pemeliharaan dan biaya pembuangan. Maka total kepuasan pelanggan
dipengaruhi baik oleh harga pembelian dan biaya paska pembelian. Karena
kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh biaya paska pembelian, produsen juga
memiliki minat yang penting dalam
mengelola tingkat biaya ini. Bagaimana produsen dapat memanfaatkan hubungan
kegiatan paska pembelian dengan kegiatan produsen merupakan elemen kunci dari
manajemen biaya daur hidup produk.
Peraga
9-9
pola umum daur hidup
produk: sudut pandang produksi
Biaya
Daur
hidup %
100
75
50
25
Penelitan perencanaan disain
pengujian produksi logistik
Sudut
pandang interaktif
Ketiga sudut pandang daur hidup menawarkan pemahaman
yang mendalam yang dapat berguna bagi produsen barang dan jasa. Sebenarnya,
produsen tidak mampu mengabaikan salah satu dari taga sudut pandang ini.
Program manajemen biaya daur hidup yang komprehensif harus memperhatikan
beragam sudut pandang yang ada. Pengamatan ini menghasilkan definisi
komprehensif, terpadu dari manajemen daur hidup. Manajemen biaya daur hidup terdiri dari tindakan yang diambil yang
menyebabkab produk di disain, dikembangkan, diproduksi, dipasarkan,
didistribusikan, dioperasikan, dipertahankan, diperbaiki, dan dibuang sehingga
laba daur hidup dimaksimalkan. Memaksimalkan laba daur hidup berarti produsen
harus memahami dan mengkapitalisasi hubungan yang terdapat antara tiga sudut
pandang daur hidup. Setelah hubungan ini dipahami, maka tindakan yang mengambil
peluang peningkatan pendapatan dan pengurangan biaya dapat dilakukan.
Hubungan antara
sudut pandang daur hidup. Sudut pandang pemasaran menyangkut
sifat dari pola penjualan selama daur hidup produk tersebut: yaitu sudut
pandang berorientasi pendapatan. Namun sudut pandang produksi menekankan
kegiatan internal yang diperlukan untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan,
dan melayani produk. Tahap produksi ada untuk mendukung tujuan penjualan dari
tahap pemasaran. Pendukung penjualan ini membutuhkan pengeluaran sumber daya:
maka, daur hidup produksi dapat digambarkan sebagai sudut pandang berorientasi
beban. Daur hidup konsumsi menyangkut kinerja produk dan harga (termasuk biaya
paska pembelian). Kemempuan untuk memperoleh pendapatan dan tingkat pengeluaran
sumber daya keduanya berhubungan dengan kinerja produk dan harga. Produsen
harus memperhatikan apa yang diterima pelanggan dan apa yang pelanggan berikan.
Maka daur hidup konsumsi dapat digambarkan sebagai sudut pandang berorientasi nilai-pelanggan. Peraga 9-10
mengilustrasikan hubungan antara tahapan dari tiga sudut pandang ini. Tahapan
dari sudut pandang pemasaran tertera dalam kolom, dua sudut pandang lainnya
tampak sebagai baris. Dua sudut pandang lainnya diidentifikasi oleh sifat
atributnya: beban untuk daur hidup produksi dan nilai pelanggan untuk daur
hidup dapat dikonsumsi. Persaingan dan jenis pelanggan dimasukkan ke dalam
nilai pelanggan karena hal tersebut mempengaruhi pendekatan produsen dalam
memberikan nilai pelanggan.
Peraga
9-10
hubungan khas dari
sudut pandang daur hidup produk
Daur
Hidup Produk Pemasaran:
Atribut pengenalan pertumbuhan mapan penurunan
penjualan rendah pertumbuhan pertumbuhan menurun
cepat lambat
puncak
penjualan
atribut pengenalan pertumbuhan mapan
penurunan
beban:
produk
litbang tinggi sedang sedang rendah
proses
litbang sedang tinggi sedang rendah
pabrik
dan rendah hingga tinggi sedang rendah
peralatan sedang
iklan sedang tinggi sedang rendah
jasa sedang tinggi rendah
Daur
Hidup Dapat Dikonsumsi
atribut pengenalan pertumbuhan mapan penurunan
nilai pelanggan:
jenis pelanggan innovator pasar
masal pasar masal, terlambat
terdiferensiasi
sensitifitas tinggi tinggi tinggi sedang
kinerja
sensitivitas rendah sedang tinggi sedang
harga
persaingan tidak ada tumbuh tinggi
rendah
atribut pengenalan pertumbuhan mapan
penurunan
laba sedikit tingkat puncak sedang hingga rendah
kerugian tinggi
Hubungan
yang digambarkan pada peraga 9-10 bersifat khas tetapi dapat bervariasi
tergantung dari sifat produk dan industry di mana produsen beroperasi. Beberapa
penjelasan mengenai hubungan tersebut seharusnya menunjukkan potensi bagi
produsen untuk memenfaatkannya. Hubungan dapat dipandang secara vertical atau
horizontal.
Peningkatan
pendapatan
pendekatan peningkatan-pendapatan
tergantung pada tahap daur hidup pemasaran dan pengaruh nilai pelanggan.
Misalnya strategi penentuan harga, bervariasi menurut tahapannya. Pada tahap
pengenalan harga yang lebih tinggi dapat dikenakan karena pelanggan kurang
sensitive terhadap harrga dan lebih tertarik pada kinerja.
Pada
tahap mapan pelanggan sangat sensitif baik terhadap harga dan kinerja. Hal ini
memberikan kesan bahwa menambah fitur, meningkatkan daya tahan, meningkatkan
daya rawat, dan menawarkan produk yang disesuaikan semuanya merupakan strategi
yang baik untuk dilakukan. Pada tahap ini diferensiasi penting. Namun untuk
peningkatan pendapatan dapat dimungkinkan, pelanggan harus bersedia membayar
premium untuk segala peningkatan pada kinerja produk.
Pengurangan
Biaya
Pengurangan biaya, tidak hanya pengendalian biaya
merupakann penekanan dari manajemen biaya daur hidup. Stategi pengurangan biaya
harus secara eksplisit mengenali bahwa tindakan yang dilakukan pada tahap awal
dari daur hidup produksi dapat menurunkan biaya untuk tahap produksi dan
konsumsi kemudian. Karena 90% atau lebih biaya daur hidup produk ditentukan
pada tahap pengembangan, masuk akal untuk menekankan manajemen kegiatan pada
tahap keberadaan produk ini.
Desain produk dan desain proses
memberikan berbagai peluang untuk pengurangan biaya dengan cara: (1) mendesain
untung mengurangi biaya produksi, (2) mendesain untuk mengurangi biaya
pendukung logistik dan, dan (3) mendesain untuk mengurangi biaya pasca
pembelian, yang mencakup waktu pelanggan yang terlibat dalam pemeliharaan,
perbaikan, dan pembuangan. Agar pendekatan ini berhasil, manajer perusahaan
yang memproduksi harus memiliki pemahaman yang baik mengenai kegiatan,
pendorong kegiatan dan bagaimana kegiatan-kegiatan ini berinteraksi.
Pengurangan
biaya: suatu contoh. Suatu system biaya tradisional
biasanya tidak memasok informasi yang diperlukan untuk mendukung siklus
manajemen biaya daur hidup. System biaya tradisional menekankan penggunaan
pendorong biaya berdasarkan unit untuk menjelaskan perilaku biaya, memfokuskan
pada kegiatan produksi, mengabaikan kegiatan logistic dan pasca pembelian,
beban penelitian dan biaya pengembangn dan biaya non produksi lainnya saat
biaya tersebut terjadi. System biaya tradisional tidak pernah mengumpulkan
sejarah lengkap biaya produk selama daur hidupnya. Pada dasarnya, system biaya
yang didorong oleh GAAP tidak mendukung permintaan akan perhitungan biaya daur
hidup. Namun system biaya berdasarkan kegiatan, menghasilkan informasi mengenai
kegiatan, termasuk kegiatan pra produksi dan pasca produksi dan pendorong
biaya.
Untuk mengilustrasikan pentingnya
mengetahui informasi kegiatan, misalkan perusahaan Grap perusahaan yang
memproduksi alat pembangkit daya industry. Gray saat ini menggunakan system
biaya berdasarkan unit tradisional yang mengasumsikan bahwa semua biaya
konversi digerakkan oleh jam tanaga kerja langsung. Karena tekanan persaingan,
manajemen telah menginstruksikan insinyur desain untuk mengembangkan produk
baru dan desain proses produk yang ada untuk mengurangi biaya produksi. Namun
jika biaya produksi didorong oleh factor-faktor selain jam tenaga kerja
langsung, maka tindakan desain dapat menghasilkan biaya yang sangat berbeda
dari yang diharapkan. Misalnya anggap insinyur mempertimbangkan dua desain
produk yang baru untuk alat pembangkit dayanya. Kedua desain mengurangi
kandungan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada model sekarang.
Antisipasi pengaruh dari kedua produk pada kegiatan produksi, logistic, dan
pasca pembelian dacatat di bawah, baik untuk sistem biaya tradisional dan
system ABC.
Perilaku Biaya
Sistem berdasarkan
unit:
Tarif
kegiatan konversi variable: $40 per jam tenaga kerja langsung
Tarif penggunaan
bahan baku: $8 per komponen
System ABC:
Penggunaan
tenaga kerja: $10 per jam tenaga kerja langsung
penggunaan
bahan baku (bahan baku langsung): $8 per komponen
penggunaan
mesin: $28 per jam mesin
kegiatan
pembelian: $60 per pesanan pembelian
kegiatan
penyetelan: $1.000 per jam penyetelan
kegiatan
garansi: $ 200 per unit yang dikembalikan (biasanya membutuhkan pekerjaan ulang yang ekstensif)
Biaya perbaikan
pelanggan: $10 per jam perbaikan
Informasi Kegiatan dan
Sumber daya (astimasi tahunan)
Desain
A Desain B
Unit yang diproduksi 10.000 10.000
Penggunaan bahan baku langsung 100.000 komponen 60.000 komponen
Penggunaan tenaga kerja 50.000 jam 80.000 jam
Jam mesin 25.000 20.000
Pesanan pembelian 300 200
Jam penyetelan 200 100
Unit yang dikembalikan 400 75
Waktu perbaikan (pelanggan) 800 150
Peraga 9-11
analisis biaya:
membandingkan desain produk
A.
Sistem
biaya tradisional
Desain A Desain B
Bahan baku langsunga $800.000 $480.000
Biaya konversib 2.000.000 3.200.000
Jumlah biaya produksi $2.800.000 $3.680.000
Unit yang diproduksi 10.0000 10.000
Biaya unit $280 $368
a$8 x 100.000;$8 x 60.000
b$40 x 50.000;$40
x 80.000
B.
Sistem
ABC
Desain A Desain B
Bahan
baku langsung $
800.000 $
480.000
Buruh
langsunga 500.000 800.000
Penggunaan
mesinb
700.000
560.000
Pembelianc 18.000 12.000
Penyetelan 200.000 100.000
Garansi 80.000 15.000
Jumlah
biaya produk $ 2.298.000 $ 1.967.000
Unit
yang diproduksi 10.000 10.000
Biaya
unit $230 $197
Biaya
pasca pembelian $8.000 $1.500
a$10 x 50.000;$10
x 80.000
b$28 x 25.000;$28
x 80.000
c$60 x 300;$60 x
200;dll
Hasil
analisis tradisional memilih desain A. Karenanya Gray akan memilih desain A dibanding
desain B. Analisis ABC menunjukkan gambaran yang sangat berbeda. Relatif
terhadap desain A ,desain B secara simultan mengurangi biaya kegiatan produksi,
logistik dan pasca pembelian.
Peranan Target Perhitungan Biaya
Target biaya adalah perbedaan antara harga jual yang
diperlukan untuk merebut pangsa pasar yang telah ditentukan sebelumnyadan laba
per unit yang diinginkan.jika target biaya kurang dari apa yang saat ini dapat
dicapai maka manajemen menganggarkan pengurangan biaya yang berpindah dari biaya
sebenarnya menjadi target biaya. Kemajuan diekur dengan membandingkan biaya
sebenarnya dengan nilai tengah target
biaya.
Daur
Hidup Pendek
Meskipun manajemen biaya daur hidup
penting untuk semua perusahaan manufaktur, terutama penting untuk perusahaan
yang memiliki daur hidup pendek. Produk harus menutupi semua biaya daur hidup
produk dan memberikan harga yang dapat diterima. Jika produk perusahaan
memiliki daur hidup yang panjang, kinerja laba dapat ditingkatkan dengan
tindakan seperti pandesainan ulang, perubahan harga, pengurangan biaya, dan
mengubah kombinasi produk. Sebaliknya perusahaan yang memiliki produk dengan
daur hidup pendek biasanya tidak memiliki waktu untuk bereaksi dengan cara ini,
sehingga pendekatannya harus proaktif.
PEMBELIAN DAN PEMANUKFATURAN JIT
Sistem pembelian dan pemanufakturan JIT menawarkan
contoh yang jelas mengenai bagaimana manajer dapat menggunakan konsep stratejik
untuk menghasilkan perubahan penting dalam organisasi. Perusahaan yang
menerapkan JIT mengikuti strategi pengurangan biaya dengan mendefinisikan
kembali kegiatan structural dan procedural yang dilakukan dalam organisasi.
Pengurangan biaya merupakan pendukung baik strategi kepemimpinan biaya atau
diferensiasi. Pengurangan biaya secara langsung berhubungan dengan kepemimpinan
biaya. Diferensiasi yang berhasil tergantung pada penawaran nilai yang besar.
Namun nilai tambah ini harus kurang dari biaya penyediaannya. JIT dapat
membantu menambah nilai dengan mengurangi buangan. Penerapan JIT yang berhasil
menghasilkan perbaikan penting, seperti mutu yang lebih baik, meningkatkan
produktivitas, mengurangi waktu tunggu, mengurangi persediaan dalam jumlah
besar, mengurangi waktu penyetelan, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan
laju produksi. Teknik JIT juga telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan
berikut:
WalMart Chrysler Intel
General Motor Hewlett-Packard
Borg
Warner
Toys “R” US Harley
Davidson Westinghouse
Ford Motorola John
Deere
General Electric
AT
& T Mercury Marine
Black and Decker Xerox
Mengadopsi sistem manufaktur JIT memiliki pengaruh
penting pada sifat akuntansi manajemen biaya. Menggunakan sistem JIT
mempengaruhi kemampuan telusur biaya ,
meningkatkan keakuratan penghitungan harga pokok produk, menghilangkan kebutuhan
alokasi biaya pusat-jasa, merubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga
kerja langsung, berdampak pada sistem pesanan-pekerjaan dan perhitungan biaya
proses, menurunkan ketergantungan pada standar dan analisis varian, dan
menurunkan pentingnya sistem penelusuran persediaan.
Manufaktur JIT merupakan sistem penarik permintaan.
Tujuan dari pemanufaturan JIT adalah untuk mengeliminasi buangan dengan
memproduksi produk hanya ketika
dibutuhkan dan hanya pada jumlah yang diminta oleh pelanggan.
Permintaan
menarik produk melalui proses produksi.JIT mengasumsikan bahwa semua biaya
selain bahan baku langsung didorong oleh waktu dan pendorong ruang.Maka JIT
memfokuskan pada pengeliminasian buangan dengan menekan waktu dan ruang.
Pengaruh
Persediaan
Pemanufakturan JIT bergantung pada pemanfaatan
hubungan pelanggan secara spesifik,produksi terikat dengan permintaan
pelanggan.Hubungan ini menjangkau ke belakang melalui rantai nilai dan juga
mempengaruhi bagaimana manufaktur mempengaruhi pemasok. Pembelian JIT mensyaratan pemasok untuk mengirimkan suku
cadang dan bahan baku tepat waktu untuk digunakan dalam produksi. Maka
,hubungan pemasok juga penting. Pasokan suku cadang harus terkait dengan suku
cadang harus terkait dengan
permintaan.salah satu pengaruh pemanfaatan hubungan yang berhasil adalah untuk
mengurangi semua persediaan ke tingkat yang jauh lebih rendah. Bertentangan
dengan system produksi dorong masuk tradisional. Pada produksi tradisional ,
bahan baku dipasok dan suku cadang diproduksi dan ditrasfer ke proses
berikutnya dalam upaya untuk memenuhi permintaan pelanggan dan mengirimkan
tepat waktu. Namun, dalam lingkungan dorong masuk trdisional ,waktu reaksi yang
lambat atau tertunda sering kali merupakan masalah, yang ada gilirannya,
menciptakan permintaan untuk persediaan barang jadi (jika tidak, pelanggan akan
menjadi tua menunggu perusahaan memproduksi dan mengirimkan barang
yangdiperlukan). Dalam lingkungan dorong masuk ,persediaan barang jadi juga
diperlukan untuk bertindak sebagai penyangga jika produksi lebih sedikit
dibandingkan permintaan. Biasanya system dorong masuk memproduksi tingkat
persediaan barang jadi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system JIT.
Secara tradisonal, persediaan bahan baku dan suku
cadang diadakan sehingga perusahaan dapat mengambil keuntungan rabat kuantitas
dan mengansurasikan terhadap kenaikan harga barang yang dibeli dimasa yang akan
dating. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan.JIT mencapai tujuan yang sama tanpa mengadakan
persediaan. Pemecahan JIT adalah
memanfaatkan hubungan pemasok dengan menegosiasikan kontrak jangka panjang
dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang belokasi sedekat mungkin dengan
fasilitas produksi dan dengan membuat keterlibatan pemasok lebihekstensif.
Pemasok yang tidak dipilih hanya berdasarkan harga. Kinerja mutu komponen untuk
mengirimkan saat dibutuhkan dan komitmen pada pembelian JIT
merupakan pertimbangan penting. Setiap usaha dilakukan untuk membuat hubungan
mitra dalam laba dengan pemasok. Pemasok perlu yakin bahwa kesejahteraan mereka
terikat erat dengan kesejahteraan pembeli.
Biasanya,
kebutuhan untuk mengembangkan hubungan dekat dengan pemasok menurun secara
drastis.misalnya, pabrik baru Mercedes benz U.S,international diVance,
Alabama,menghemat waktu dan uang untuk potongan harga tahunan 5% , pemasok
terpilih memiliki kontrak jangka panjang (seperti yang ditentang melalui proses
penawaran selama bertahun-tahun yang dilakukan dipabrik Marcedes lainnya)dan
dapat mengadaptasi suku cadang diluar lemari dengan kebutuhan Mercedes. Hasil
akhirnya adalah biaya yang lebih rendah baik bagi Mercedes maupun
pemasok.pemasok juga memperoleh manfaat.kontrak jangka panjang memastikan
permintaan yang relative stabil terhadap produk mereka. Basis pemasok yang
lebih keil secara khas berarti peningkatan penjualan untuk pemasok terpilih.
Maka ,baik pembeli maupun pemasok diuntungkan, hasil yang umum jika hubungan
eksternal diakui dan dimanfaatkan.
Tata letak pabrik
Jenis dan efesiensi tata letak pabrik merupakan
pendorong biaya pelaksanaan lainnya yang dikelola secara berbeda dibawah
manufaktur JIT. Pada kerja
tradisional dan manufaktur secara bactch,produk dipindahkan dari satu kelompok
mesin sejenis kekelompok mesin lainnya. Secara khas, mesin dengan fungsi yang
identik diletakkan bersama dalam suatu
area yang mengacu pada departemen atau proses. Pekerja yang mempunyai
spesialisasi pada operasi dari mesin spesifik diletakkan pada tiap departemen.
Karenanya,pendorong biaya pelaksanaan untuk situasi tradisional adalah struktur
depatermen. JIT mengganti tata
letak pabrik tradisional dengan pola sel pemanufakturan. Pendorong biaya
pelaksanaan untuk situasi JIT
adalah struktur sel. Struktur sel dipilih dibandingkan sturktur departemen
karena struktur sel meningkatkan kemampuan organisasi untuk “melaksanakan
“secara berhasil. Beberapa efisiensi yang telah disebutkan sebelumnya untuk
Oregon cutting system(OCS)seperti mengurangi waktu tunggu dan menurunkan biaya
produksi,merupakan hasil langsung dari sturktur selular. Desain manufaktur
selular dapat pula mempengaruhi kegiatan sturktural,seperti ukuran pabrik dan
jumlah pabrik,karena desain ini secara khas membutuhkan lebih sedikit ruang.
Misalnya,OCS,memotong kebutuhan ruangnya sebesar 40%. Penghematan ruang seperti
ini dapat mengurangi permintaan untuk menggembangkan pabrik baru dan akan
mempengaruhi ukuran pabrik baru saat pabrik baru tersebut dibutuhkan.
Sel pemanufakturan terdiri dari
mesin yang dikelompokan dalam keluarga,biasanya dalam bentuk setengah
lingkaran. Mesin-mesin diatur sedemikian rupa sehingga mesin-mesin tersebut
dapat digunakan untuk melakukan beragam operasi secara berturut-turut. Tiap sel
diatur memproduksi produk atau keluarga produk tertentu. Produk dipindahkan
dari satu mesin kemesin lain dari awal hingga akhir. Pekerja ditugaskan pada
sel dan dilatih untuk mengoperasikan semua mesin dalam sel. Karenanya,tenaga
kerja dalam lingkungan JIT
berkeahlian beragam,bukan specialisasi. Tiap sel pemanufakturan pada dasarnya
merupakan pabrik mini;sebenarnya,sel sering kali mengacu sebagai pabrik dalam
pabrik perbandingan tata letak pabrik JIT
dengan pola tradisional ditunjukan pada peraga 9-12.
Peraga
9-12
Pola Tata Letak Pabrik
Tradisional versus JIT
Tata letak Produksi tradisional
Produk A
A A ~ ~ A Produk A
Produk A Mesin Bubut B Gerinda B Peralatan B Produk B
Pengasah Las
Tiap produk melalui departemen-departemen yang mengkhususkan pada satu
proses. Departemen-departemen memperoleh berbagai produk
Tata letak Produksi JIT
Set A Set
B
Mesin bubut Mesin bubut
~ ~
Mesin Peralatan Mesin Peralatan
Bubut Las
Bubut Las
Produk A Produk Jadi Produk A Produk
Jadi
Perhatikan
bahwa tiap produk melalui selnya sendiri. Semua mesin-mesin diperlukan untuk
memproses tiap produk ditempatkan dalam sel tersebut. Tiap sel diperuntukkan
untuk produksi satu produk atau satu sup perakitan.
Pengelompokan karyawan
perbedaan struktural utama lainya antara JIT dan organisasi tradisional berhubungan dengan
bagai karyawan dikelompokan. Seperti yang baru disebutkan, tiap sel membutuhkan
akses mudah dan cepat kejasa pendukung,yang berarti departemen jasa yang
tersentralisasi harus diturunkan dan personalnya harus ditugaskan kembali untuk
bekerja secara langsung pada sel pemanufakturan. Misalnya,berhubungan dengan
bahan baku,JIT meminta titik
persediaan ganda,masing-masing titk persediaan berdekatan dengan dimana
bahan-bahan tersebut akan digunakan. Tidak terdapat kebutuhkan untuk lokasi
toko terpusat sebebernya penyetelan semacam itu menggangu produksi yang
efisien. Agen pembelian dapat ditugaskan pada sel untuk menangani kebutuhan
bahan. Hal yang serupa,personel jasa lainnya,seperti insiyur produksi dan
mutu,dapat ditugaskan pada sel.
Jasa pendukung lainya dapat dipindahkan pada sel
dengan melatih pekerja sel untuk melakukan jasa tersebut. Misalnya sebagai
tambahan untuk mengarahkan pekerja produksi,pekerja sel dapat melakukan tugas
penyetelan,memindahkan barang setengah jadi dari bengkel kebengkel didalam
sel,melakukan pemeliharaan pencegah dan perbaikan kecil,melakukan pemeriksaan
mutu,dan melakukan tugas pengamanan. Kemampuan beragam tugas berhubungan langsung
dengan pendekatan produksi dorong masuk.
Pemberdayaan
Karyawan
Perbedaan prosedurial
utama antara lingkungan tradisional dan JIT adalah derajat partisipasi yang
melibatkan pekerja pada manajemen organisasi. Menurut pandangan JIT, kenaikan
derajat partisipasi (pendorong biaya pelaksanaan ) meningkatkan produktivitas
dan efisiensi biaya keseluruhan. Pekerja boleh menyatakan bagaimana pabrik
dioperasikan. Misalnya, pekerja diperbolehkan menghentikan produksi intuk
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah. Masukan dicari dan digunakan untuk
memperbaiki proses produksi. Pekerja sering terlibat dalam mewawancarai dan
memperkerjakan karyawan lainnya, kadang-kadang bahkan melibatkan atasan yang
prospektif. Alasannya? Jika ‘kimia adalah benar’, maka gaya kerja akan lebih
efisien dan akan bekerja bersama dengan lebih baik.
Pemberdayaan karyawan, suatu kegiatan prosedurial,
juga mempengaruhi kegiatan prosedurial dan struktural lainnya. Struktur
manajemen harus diubah sebagai tanggapan pada keterlibatan karyawan yang lebih
besar . karena pekerja mengganggap mempunyai tanggung jawab yang lebih besar,
diperlukan manajer yang lebih sedikit dan struktur organisasi menjadi lebih
ramping. Struktur yang lebih ramping mempercepat dan meningkatkan mutu pertukaran
informasi. Gaya manajemen yang dibutuhkan pada perusahaan JIT juga berubah.
Manajer di lingkungan JIT perlu bertindak sebagai fasilitator lebih dari
sekedar pengawas. Peran mereka adalah untuk mengembangkan orang dan
kemampuannya hingga mereka dapat membuat kontribusi bernilai-tambah.
Gugus Kendali Mutu
JIT harus memberikan
penekanan yang jauh lebih kuat dalam pengelolaan mutu. Suku cadang yang cacat
mengakibatkan produksi menjadi terhenti. Mutu yang buruk tidak dapat di
toleransi dalam lingkungan manufaktur yang beroperasi tanpa persediaan. Atau
secara sederhana, JIT tidak dapat di terapkan tanpa adanya komitmen pada gugus
kendali mutu (total qualitycontrol-TQC). TQC pada dasarnya merupakan pencarian
mutu yang sempurna yang tidak pernah berakhir : berjuang mencapai desain produk
dan proses produksi tanpa cacat. Pendekatan untuk mengelola mutu bertentangan
secara diametrik dengan doktrin tradisional, yang disebut tingkat mutu yang
dapat diterima (acceptable quality – AQL). AQL, mengizinkan atau memungkinkan
kerusakan untuk terjadi selama kerusakan tersebut tidak melampaui tingkat yang
telah ditentukan sebelumnya.
Perbedaan utama antara manufaktur JIT dan manufaktur
tradisional diringkas pada peraga 9-13. Perbedaan ini menjadi pedoman dan
dibahas lebih rinci sebagai pengujian atas penerapan manufaktur JIT untuk
manajemen biaya.
JIT
dan Otomatisasi
Mengotomatisasi proses manufaktur yang kompleks
membuat biaya semakin mahal. Menyederhanakan desain produk dan proses produksi
membuat biaya otomatisasi menjadi efektif. Sekali sistem JIT diterapkan, sistem
ini biasanya menunjukkan di mana otomatisasi yang dilakukan bernilai.
Karenanya, merupakan hal yang tidak biasa bagi perusahaan yang mengadopsi JIT
untuk mengikutinya dengan akuisisi teknologi produksi yang maju. Perusahaan
diotomatisasi untuk meninngkatkan kapasitas produktif, meningkatkan efisiensi,
meningkatkan mutu dan jasa, menurunkan waktu pemrosesan, dan meningkatkan
keluaran. Ada 3 tingkatan otomatisasi : Bagian peralatan yang berdiri sendiri,
sel terotomatisasi, dan pabrik yang sepenuhnya ter-integrasi.
Tingkat
pertama dari otomatisasi disajikan oleh Computer-nummeric-cally cotrolled (CNC)
machines, mesin yang berdiri sendiri dikendalikan oleh komputer. Sel
terotomatisasi berada satu langkah lebih maju dan meng-integrasi mesin yang
diintegrasikan oleh komputer dan peralatan penanganan bahn-otomatis. Contohnya
adalah flexible manufacturing system
(FMS). Sel FMS adalah sistem yang menghasilkan keluarga produk dari awal
hingga akhir dengan menggunakan robot atau peralatan otomatis lainnya di bawah
kendali komputer. Kekuatan FMS terletak pada kemampuannya untuk mengalihkan
produksi dari satu produk ke produk lainnya dengan perubahan pemrograman yang
sederhana. Tahap akhir dalah computer-integrated
manufacturing (CIM) system. CIM
mengintegrasikan computer-aided design (CAD), engineering (CAE), dan
manufacturing (CAM) system. Dalam sistem CIM, semua komponen otomatis
dihubungkan dengan sistem informasi yang dikendalikan secara terpusat.
Perubahan desain dengan menggunakan CAD secara otomatis memprogram kembali
mesin dengan menggunakan CAE dan CAM.
Peraga 9-13.
Perbandingan Pendekatan JIT dengan Pembelian dan Pemanukfaturan Tradisional
JIT Tradisional
1.
Sistem
tarik 1. Sistem tekan
2.
Persediaan
dalam jumlah kecil 2. Persediaan dalam julah besar
3.
Basis
pemasok kecil 3. Basis pemasok besar
4.
Kontrak
pemasok jangka panjang 4. Kontrak pemasok jangka pendek
5.
Struktur
selular 5. Struktur departemen
6.
Tenaga
kerja keahlian ganda 6. Tenaga kerja terspesialisasi
7.
Jasa
terdesentralisasi 7. Jasa terpusat
8.
Keterlibatan
karyawan tinggi 8. Keterlibatan karyawan rendah
9.
Gaya
manajemen pemfasilitasi 9. Gaya manajemen pengawasan
10.
Manajemen
mutu terpadu 10.Tingkat mutu yang dapat diterima
11.
Pasar
pembeli 11.Pasar penjual
12.
Fokus
rantai-nilai 12.Fokus nilai tambah
JIT DAN PENGARUHNYA PADA SISTEM MANAJEMEN BIAYA
Secara
umum, perubahan organisasi menyederhanakan sistem akuntansi manajemen biaya dan
secara simultan meningkatkan keakuratan informasi biaya yang diproduksi.
Kemampuan
Telusur Biaya Overhead
Ada tiga metode yang digunakan sistem biaya untuk
membebankan biaya pada produk individu yaitu : penelusuran langsung,
penelusuran pendorong, dan alokasi. Dari tiga metode ini, yang paling akurat
adalah penelusuran langsung, karena metode ini lebih dipilih daripada dua
metode lainnya. Manufaktur selular, tenaga kerja keahlian beragam, dan kegiatan
jasa yang terdesentralisasi merupakan ciri utama dari tanggung jawab JIT atas
perubahan dalam kemampuan telusur ini.
Dalam struktur departemen, banyak produk yang
berbeda dapat merupakan subyek dari proses yang beralokasi di departemen
tunggal (mis, pengasahan). Setelah penyelesaian proses, produk tersebutbdi
transver ke proses lain yang berlokasi di departemen yang berbeda (mis,
perakitan, pengecatan, dll). Meskipun rangkaian prosesyang berbeda biasanya
dibutuhkan oleh tiap produk. Misalnya, tigapuluh produk yang berbeda mungkin
membutuhkan pengasahan. Karena lebih dari satu produkkarena lebih dari satu
produk yang diproses dalam suatu departemen, biaya departemen tersebut
merupakan biaya umum bagi semua produk yang melaluinya, dan karenanya harus
dibebankan pada produk dengan menggunakan penelusuran pendorong atau alokasi.
Peralatan
yang sebelumnya berlokasi didepartemen lain misalnya sekarang dibebankan pada
sel, dimana peralatan tersebut mungkin diperuntukkan untuk produksi produk atau
sub-rakitan tunggal. Dalam kasus ini, depresiasi sekarang merupakan biaya
produk yang dapat dibebankan secara langsung. Fungsi pendukung ini sebelumnya
dilakukan oleh set tenaga kerja yang berbeda dari semua lini produk. Selain itu
orang-orang dengan keahlian khusus(missal, insinyur industry dan penjadwal
produksi) ditugaskan langsung pada sel manufaktur. Sehingga, karena penugasan
beragam tugas dan pemberhentian pesanan pendukung lainnya banyak biaya
pendukung sekarang dapat dibebankan pada produk dengan menggunakan penelusuran
langsung. Peraga 9-14 membandingkan kemampuan telusur beberapa biaya terpilih
dalam lingkungan manufaktur tradisional dengan kemampuan telusur pada
lingkungan JIT(dengan mengasumsikan sel produk tunggal). Perbandingan
berdasarkan pada 3 metode pembebanan biaya.
Perhitungan
Harga Pokok Produk
Satu konsekuensi dari meningkatnya biaya yang dapat
dibebankan secara langsung adalah meningkatnya keakuratan perhitungan harga
pokok produk. Biaya yang dapat dibebankan secara langsung berhubungan (biasanya
dengan pengamatan fisik) dengan produk dan dapat dikatakan merupakan bagian
dari produk tersebut.
Peraga 9-14
Pembebanan biaya
produk: tradisional terhadap pabrikasi JIT.
Biaya produksi
|
Lingkungan Tradisional
|
Laingkungan JIT
|
Tenaga Kerja Langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Bahan Baku Langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Penanganan bahan
|
Penelusuran Langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Perbaikan dan pemeliharaan
|
Penelusuran Langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Energy
|
Penelusuran Langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Perlengkapan operasi
|
Penelusuran Langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Pengawasan (dept)
|
Alokasi
|
Penelusuran Langsung
|
Asuransi dan pajak
|
Alokasi
|
Alokasi
|
Depresiasi pabrik
|
Alokasi
|
Alokasi
|
Depresiasi peralatan
|
Penelusuran Langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Jasa kustodian
|
Alokasi
|
Penelusuran Langsung
|
Jasa kantin
|
Penelusuran langsung
|
Penelusuran Langsung
|
Namun, biaya lain merupakan biaya umum untuk
beberapa produk dan harus dibebankan pada produk-produk ini dengan menggunakan
pendorong kegiatan dan alokasi. Karena biaya dan kenyamanan, pendorong kegiatan
yang kurang sempurna yang berhubungan dengan konsumsi kegiatan overhead mungkin
dipilih pemanufakturan. JIT mengurangi kebutuhan terhadap pengukuran yang sulit
ini dengan mengubah beberapa biaya umummenjadi biaya yang dapat dibebankan
secara langsung. Tetapi kekuatan pendorong di belakang semua perubahan ini
bukan merupakan system manajemen biaya itu sendiri tetapi perubahan dalam
kegiatan structural dan prosedural yang di akibatkan dengan menerapkan system
JIT. Meskipun perhitungan biaya berdasarkan kegiatan menawarkan peningkatan
yang besar dalam keakuratan perhitungan harga pokok produk, pemfokusan
menawarkan potensi perbaikan yang jauh lebih besar.
Peraga 9-14 mengilustrasikan bahwa JIT tidak
mengubah semua biaya menjadi biaya yang dapat dibebankan secara langsung.
Bahkan dengan penggunaan JIT beberapa kegiatan overhead tetap merupakan biaya
umum pada sel pemanufakturan. Kegiatan pendukung yang tersisa ini sebagian
besar merupakan kegiatan tingkat-fasilitas. Dalam system R, ukuran batch adalah
satu unit produk. Karenanya, semua kegiatan tinggkat beatch diubah menjadi
kegiatan tinggkat unit. Sebagai tambahan, banyak dari kegiatan tingkat beatch
yang berkurang atau hilang misalnya, penanganan bahan dapat berkurang secara
nyata karena pengorganisasian kembali dari struktur departemen kestruktur
selular. Hal yang serupa untuk sel produk-tunggal, tidak ada kegiatan
penyetelan. Bahkan untuk sel yang memproduksi keluarga produk, waktu penyetelan
akan minimal. Lebih lanjut, terdapat kecenderungan bahwa kebutuhan untuk
menggunakan pendorong kegiatan untuk biaya kegiatan tingkat-produk secara nyata
dihilangkan karena penyebaran kegiatan pendukung ini pada tingkat sel.
Meskipun
JIT menghilangkan nilai ABC untuk menelusuri biaya produksi pada produk
individu, system perhitungan biaya berdasarkan kegiatan memiliki aplikasi yang
lebih luas dibandingkan hanya menelusuri biaya produksi pada produk.untuk
banyak keputusan stratejik dan taktis,definisi harga pokok produk perlu
memasukkan biaya non-produksi. Misalnya, lini-nilai dan perhitungan harga pokok
produk perlu operasional merupakan alat yang tidak ternilai untuk analisis
perhitungan biaya stratejik dan untuk manajemen biaya daur hidup. Oregon
Cutting Systems , perusahaan yang menerapkan JIT , pada tahun 1990 menunjuk tim
multidisiplin untuk menggali kemungkinan menerapkan system biaya berdasarkan
kegiatan. Tim ini diberi wewenang untuk mengidentifikasi pendorong biaya untuk
area pelayanan organisasi (kegiatan lini-nilai selain produksi). Tujuannya
adalah untuk menggunakan pengetahuan tentang kegiatan ini dan pendorongya untuk
mencapai keunggulan efisiensi dibandingkan dengan area produksi.
Pengaruh
JIT pada Sistem Perhitungan Biaya Proses dan Pesanan
Dalam
menerapkan JIT dalam situasi pesanan, perusahaan pertama-tama harus memisahkan
bisnis berulangnya dari pesanan unik. Sel pemanufakturan dapat dibentuk untuk menghadapi
bisnis yang berulang. Untuk produk-produk dimana permintaannya tidak cukup
memadai untuk membentuk sel pemanufakturan sendiri, kelompok mesin-mesin yang
berbeda dapat diatur dalam sel untuk membuat keluarga produk atau suku cadang
yang membutuhkan urutan produksi yang sama.
Dengan mereorganisasi tata letak pemanufakturan,
pesanan tidak lagi diperlukan untuk mengakumulasikan harga pokok produk. Selain
itu karena ukuran lot sekarang terlalu kecil (sebagai hasil pengurangan
persediaan barang dalam proses dan barang jadi), tidak praktis untuk memiliki
system per-hitungan biaya pesanan untuk tiap pekerjaan. Sebagai tambahan, waktu
tunggu yang pendek dari produk terjadi karena cirri penekanan waktu dan ruang
dari JIT (pada akhirnya tidak ada waktu penyetelan dan struktur selular), dan
menjadi sukar untuk menelusuri tiap potongan yang berpindah melalui sel.
Akibatnya, lingkungan pekerjaan telah menerapkan sifat system perhitungan biaya
proses.
Ciri
kunci JIT adalah menurunkan persediaan , dengan mengasumsikan bahwa JIT
berhasil mengurangi barang dalam proses (misalnya Oregon Cutting Systems,
mengurangi barang dalam proses sebesar 85%), sehingga kebutuhan untuk
menghitung ekuivalen hilang. Sistem JIT juga menawarkan peluang untuk
menyederhanakan akuntansi untuk arus biaya produksi. Dengan persediaan yang
rendah, mungkin tidak diinginkan untuk menggunakan sumber daya untuk menelusuri
arus biaya yang melalui semua akun persediaan. Pengakuan keluaran ini mengarah
pada pendekatan akuntansi untuk arus biaya produksi yang disederhanakan. Pendekatan
yang disederhanakan ini disebut perhitungan
biaya backflush, menggunakan titik pemicu untuk menentukan kapan biaya
produk dibebankan pada akun sementara dan persediaan kunci. Meragamkan jumlah
dan lokasi titik pemicu menciptakan sejumlah varian perhitungan biaya
backflush,hanya dua yang dibahas, dibedakan berdasarkan lokasi titik pemicu.
Titik pemicu hanya merupakan kejadian yang mendorong (“mamicu”) pengakuan
akuntansi untuk beberapa biaya produksi.
Gambaran
Umum
Perhitungan biaya backflush mengeliminasi akun bahan
dan barang dalam proses yang terpisah. Dibandingkan menggunakan akun terpisah,
terdapat satu akun, Bahan Baku dan dalam Proses (Raw Material and in Process – RIP). Akun RIP digunakan hanya untuk
menelusuri biaya bahan baku. Jika bahan dibeli dalam sistem JIT, bahan tersebut
segera dimasukkan ke dalam proses. Karenanya tidak ada kebutuhan untuk mencatat
pembeliannya dalam akun persediaan yang terpisah. Mengkombinasikan tenaga kerja
langsung dan biaya overhead ke dalam satu kategori adalah cirri kedua dari
perhitungan biaya backflush. Saat perusahaan menerapkan JIT dan menjalankannya,
kategori biaya tenaga kerja langsung tradisional menghilang. Seiring tenaga
kerja menjadi memilikiberbagai fungsi, kemampuan untuk menelusuri dan
melaporkan tenaga kerja langsung secara terpisah menjadi tidak mungkin. Sebagai
konsekunsinya, perhitungan biaya backflush, biasanya mengkombinasikan biaya
tenaga kerja langsung dengan biaya overhead dalam akun sementara yang disebut Pngendali Biaya Konversi. Akun ini mengakumulasikan
biaya konversi sebenarnya pada sisi debet dan pembebanan biaya konversi pada sisi kredit. Segala perbedaan antara
biaya konversi sebenarnya dengan pembebanan biaya konversi ditutup pada Harga
Pokok Penjualaan. Pada varian pertama dari perhitungan biaya backflush,
penyelesaian barang memicu pengakuan biaya produksi yang digunakan untuk
memproduksi barang (titik pemicu kedua). Pada titik ini, pembebanan biaya
konversi diakui dengan mendebetkan Barang Jadi dan mengkreditkan akub RIP.
Karenanya, biaya diproduksi “dibilas” keluar dari system setelah barang
selesai.
Pada varian kedua dari perhitungan biaya backflush,
titik pemicu kedua didefinisikan oleh titik dimana barang dijual dibandingkan
saat barang tersebut selesai. Untuk varian ini, biaya produksi “dibilas” keluar
dari system setelah barang terjual. Karenanya, pembebanan biaya konversi dan
transver biaya bahan diselesaikan dengan mendebet Harga Pokok Penjualan dan
mengkredit Pengendali Biaya Konversi dan RIP, secara berturut-turut.
Contoh
Backflush Dibandingkan dengan Akuntansi Arus Biaya Tradisional
Untuk mengilustrasikan perhitungan biaya backflush
dan membandingkannya dengan pendekatan tradisional, asumsikan bahwa perusahaan
JIT memiliki transaksi berikut selama bulan Juni:
1.
Bahan baku dibeli secara kredit sebesar
$160.000
2.
Senmua bahan yang diterima digunakan
dalam produksi
3.
Biaya tenaga kerja langsung sebenarnya
$25.000
4.
Biaya overhead sebenarnya $225.000
5.
Biaya konversi yang dibebankan $235.000
6.
Semua pekerjaan selesai pada bulan ini
7.
Semua pekerjaan yang selesai dijual
8.
Perbedaan
antara biaya sebenarnya dan yang dibebankan dihitung
Ayat jurnal
untuk varian pertama dari perhitungan biaya backflush dan system tradisional
dibandingkan pada Peraga 9-15
Varian
backflush kedua menggantikan masukkan 6 dan 7 dengan jurnal berikut :
Peraga
9-15
arus biaya: tradisional
dibandingkan dengan JIT.
Transaksi Ayat
Jurnal Trdisional Ayat Jurnal Backflush
1.
Pembelian
Bahan baku 160.000 Bahan baku dan 160.000
bahan baku dalam proses
Utang 160.000 Utang
160.000
2.
Bahan
baku Barang dlm proses 160.000 tidak
ada
Dikeluarkan Bahan
baku 160.000
untuk produksi
3.
Timbul
biaya Barang
dlm proses 25.000 Dikombinasikan
Buruh Pengendalin 25.000 dengan
overhead :
langsung overhead lihat
jurnal berikutnya
4.
Timbul
biaya Barang jadi
225.000 Pengendalian 250.000
Overhead Biaya
Konversi
Barang
dalam 225.000 Gaji 25.000
proses Utang
225.000
5.
Pembebanan Barang dlm proses 210.000 Tidak ada
Overhead Pengendalian 210.000
Overhead
6.
Penyelesaian Barang Jadi
395.000 Barang
Jadi 395.000
barang Barang
dalam 395.000 Bahan
baku dan 160.000
Proses dalam Proses
Pengendalian 235.000
Biaya Konversi
7.
Barang
dijual Harga
Pokok 395.000 Harga Pokok 395.000
Penjualan
Penjualan 395.000
Barang
jadi 395.000 Barang Jadi
8.
Varian
diakui Harga Pokok 15.000 Harga Pokok 15.000
Penjualan Penjualan
Pengendali
15.000
Pengendalian 15.000
Overhead Biaya Konversi
BAB
3
KESIMPULAN
Memperoleh keunggulan bersaing sehingga kelangsungan
jangka panjang dapat dipastikan merupakan sasaran manajemen biya stratejik.
Strategi yang berbeda menciptakan rangkaian kegiatan yang berbeda. Dengan
membebankan biaya pada kegiatan biaya dari strategi yang berbeda dapat dinilai.
Pengetahuan mengenai organisasi dan kegiatan operasional pendorong biaya
terkaitnya penting bagi analisis biaya stratejik. Pengetahuan mengenai rantai
nilai perusahaan dan rantai nilai industry juga penting bagi analisis
stratejik. Analisis rantai nilai bergntung pada pengidentifikasian dan
pemanfaatan hubungan internal dan eksternal.
Manajemen biaya daur hidup berhubungan dengn
analisis biaya strategis, dan bahkan, dapat disebut jenis analisis analisis
biaya stratejik. Manajemen biaya daur hidup membutuhkan pemahaman tiga jenis
sudut daur pandang daur hidup : sudut pandang pemasaran, sudut pandang
produksi, dan sudut masa konsumsi. Dengan mempertimbangkan keterkaitan diantara
ketiga sudut pandang ini, dikembangkan pandangan yang membantu manajer
memaksimalkan labar daur hidup.
Pembelian dan pemanufakturan JIT menawarkan
seperangkat kegiatan struktural dan prosedural yang sangat berbeda dengan
organisasi tradisional. Perbedaan antara JIT dan struktur organisasi
tradisional dapat digunakan untuk mengilustrasikan jenis kegiatan organisasi
dan pendorong kegiatan yang dapat dikelola sehingga keunggulan bersaing dapat
diciptakan dan dipertahankan. JIT juga mempengaruhi system manajemen biaya dengan
mengubah kemampuan telusur biaya, meningkatkan keakuratan perhitungan harga
pokok produk, dan secara umum, menawarkan system akuntansi biaya yang lebih
sederhana.
makasih ya udah dibantu. . .
BalasHapusliteraturnya darimana ya mbak? makasi :)
BalasHapus